Rabu, 14 Juli 2010

ROJABIAH

Dalam satu tahun baik itu menurut perhitungan matahari atau perhitungan bulan -yang dikenal dengan penanggalan hijriyah- ada dua belas bulan. Tapi berbeda dengan bulan-bulan dengan perhitungan matahari, dalam bulan-bulan dengan perhitungan bulan ada bulan-bulan tertentu yang disebut dengan asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimulyakan yang berjumlah 4 bulan sebagaimana firman Allah SWT :

إن عدة الشهور عند الله اثنا عشر شهرا منها اربعة حرم
"sesungguhnya perhitungan bulan menurut Allah SWT ada 12 dan diantaranya ada 4 bulan yang dimulyakan"

Tentunya bagi anda yang kritis tentu menanyakan kok bisa yang dimaksudkan bulan diatas adalah menurut perhitungan bulan bukan matahari, kan dalam ayat tersebut Allah tidak menyebutkan dengan perhitungan bulan, hanya menyebut bahwa bulan itu ada 12?
Memang dalam ayat tersebut tidak ada penjelasan apakah dengan perhitungan bulan atau matahari, tapi sekarang coba kita lihat pada ayat yang lain mungkin itu akan menjadi jawaban bagi kita :
يسألوانك عن الأهلة قل هي مواقيت للناس والحج...الآية
"mereka bertanya padamu (Muhammad)mengenahi bulan, katakanlah bahwa bulan adalah tanda waktu bagi manusia dan juga untuk ibadah haji"

Jadi yang dianggap sebagai patokan dalam menentukan bulan atau tanggal menurut al Qur'an adalah peredaran bulan bukan matahari. Ini juga dikuatkan oleh ayat tentang permulaan puasa yang berbunyi :

شهر رمضان الذي انزل فيه القرآن هدا للناس وبينات من الهدى والفرقان ، فمن شهد من الشهر فاليصمه ...الآية
"bulan Romadlon yang diturunkan didalamnya al Qur'an sebagai petunjuk untuk manusia dan menjelaskan tentang hidayah dan penjelas antara yang hak dan bathil. Maka barang siapa yang melihat bulan Romadlon maka berpuasalah"

Dalam ilmu balaghoh dijelaskan bahwa kata "syahru" yang awal dan kata "syahru" yang kedua itu mempunyai arti yang berbeda. Yang pertama mempunyai arti nama bulan yakni Romadlon sedangkan yang kedua berarti bulan dalam arti yang sebenarnya atau lebih familiar disebut dengan hilal.
Dari penjabaran diatas jelaslah yang dimaksud disini adalah bulan-bulan menurut perhitungan peredaran bulan bukan matahari. Adapun 4 bulan tersebut adalah Dzul Qo'dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab.
Sebagai salah satu bulan yang menyandang predikat asyhurul hurum bulan Rajab tentunya memiliki keistimaan tersendiri dibanding bulan-bulan yang lain, bahkan dalam sebuah hadits diternagkan bahwa bulan Rajab ini adalah bulanny Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

رجب شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي
”Rajab merupakan bulannya Allah sedangkan Sya'ban adalah bulanku (Rasulullah) sedangkan Romadlon adalah bulan ummatku"

Dan tentunya masih banyak lagi keistimawaan pada bulan Rajab, diantaranya adalah kesunahan berpuasa pada bulan Rajab apalagi 10 hari pertama pada bulan tersebut, kemudian anjuran memperbanyak dzikir pada bulan tersebut terutama membaca tasbih dan istighfar.
Selain itu, dalam bulan Rajab ini juga terjadi peristiwa besar yang menjadi salah satu tonggak kebangkitan Islam, yakni peristiwa Isro' dan Mi'rojnya Nabi Muhammad Shalllahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana dalam surat al Isro' :

سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام الى المسجد الأقصى ...الأية
"maha suci Dzat yang memperjalankan malam hambanya dari masjid al Harom menuju masjil Aqsho…."

Adapun kisahnya dapat kita lihat didalam hadits yang menerangkan perjalanan Nabi dalam peristiwa isro' dan mi'roj ini. Adapun fokus yang kami inginkan adalah membahas sisi lain dari peristiwa tersebut.
Sebagai umat Islam tentu kita tahu bahwa dalam peristiwa isro' dan mi'roj ini Rasulullah mendapat perintah sholat yang wajib dijalankan umatnya setiap hari 5 kali dengan waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana firman Allah SWT :

إن الصلاة كاتت على المؤمنين كتابا موقوتا
"sesungguhnya sholat itu merupakan kewajiban yang sudah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman"

Yang mana bisa dikatakan bahwa inilah pokok dari semua rukun Islam yang 5 karena didalamnya terkandung semua makna dari rukun-rukun selain sholat. Dan sholat merupakan tiang yang menyangga bangunan kokoh Islam yang harus kita jaga dan kita rawat agar tidak lapuk dan akhirnya roboh, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :

الصلاة عماد الدين فمن أٌقامها فقد أقام الدين فمن تركها فقد هدم الدين
"sholat merupakan tiang-tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan sholat maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan sholat maka dia telah merobohkan agama"

Saking pentingnya sholat maka Allah mengundang langsung Nabi SAW menghadap-Nya untuk menerima wahyu sholat ini. Tidak seperti ibadah-ibadah yang lain yang cukup hanya jibril yang datang untuk menyampaikan wahyu kepada beliau. Maka tidaklah berlebihan jika sholat disebut sebagai ibadah yang paling utama, bahkan besok pada waktu hari perhitungan amal yang didahulukan adalah sholat. Jika sholatnya baik maka seluruh amalnya ikut baik, tapi jika sholatnya tidak baik maka akan berefek pada amal-amal yang lain.
Selain peristiwa isro' mi'roj ini merupakan pelipur kesedihan Rasulullah yang pada waktu itu sedang bersedih karena pada tahun itu beliau ditinggal oleh orang-orang yang selalu mendukung dan melindungi beliau selama berdakwah menyebarkan agama Islam, yakni paman beliau Abu Tholib dan istri beliau tercinta sayyidah Khodijah. Sehingga setelah meninggalnya kedua orang tersebut orang-orang kafir jadi semakin berani kepada Rasulullah dan siksaan yang dihadapi umat islam pada waktu itu semakin ganas. Sehingga tahun tersebut dinamakan "Amul Khuzni".
Dengan peristiwa ini juga Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW umatnya yang benar-benar beriman kepada beliau dan yang hanya berpura-pura iman kepada beliau. Peristiwa ini memang menjadi semacam ujian keimanan yang menguji kesungguhan iman kaum muslimin kepada Nabi SAW akankah dengan kejadian yang tidak masuk akal ini mereka akan tetap beriman atau justru sebaliknya mereka akan ikut-ikutan mencela dan mengatakan bahwa Nabi SAW benar-benar telah gila karena ditinggalkan oleh Abu Tholib dan Khodijah.
Dan tentunya yang paling penting dari peristiwa ini adalah menunjukkan betapa Allah itu maha kuasa untuk melakukan hal yang tidak mungkin menurut nalar manusia. Tapi itulah Allah dzat yang menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya, hanya dalam waktu yang singkat mampu memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Harom yang ada di Makkah al Mukarromah menuju Masjidil Aqsho atau Baitul Maqdis Palestina kemudian mengangkat Rasulullah dari Baitul Maqdis menuju Sidrotil Muntaha. Dan Allah melakukan itu semua hanya dalam sekejab, dalam satu riwayat diceritakan bahwa tempat   yang digunakan oleh Rasulullah tidur masih hangat ketika beliau kembali dari isro’ dan mi’roj tersebut.
Walhasil, bagi kita umat Islam tentunya wajib mempercayai dengan peristiwa isro’ mi’roj ini walaupun peristiwa ini diluar nalar kita sebagai manusia biasa, namun karena kita sudah menyatakan iman (percaya) kepada Nabi Muhammad SAW maka kita juga harus mempercayai segala sesuatu yang timbul dari beliau, termasuk peristiwa isro’ mi’roj ini sebagaimana penjelasan diatas. Karena tidak semua perkara yang ada di dunia ini dapat dirasiokan, karena keterbatasan rasio manusia dan terlalu agungnya Allah SWT untuk dapat dijangkau dengan akal manusia. Wallahu a’lamu bish showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar